Tegaskan Barisan Berjamaah
8028 View

Lubangsa_Jum’at (08/02), malam merupakan suatu hal yang penuh hikmah, juga kebahagiaan bagi santri terajin shalat berjama’ah (hadiran, red) PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Seperti biasa, setelah pemberian reward bagi santri terajin shalat berjama’ah, dilanjutkan dengan motivasi mengenai betapa keramatnya shalat berjama’ah di PP. Annuqayah daerah Lubangsa yang memang mulai sejak dulu hal ini dilestarikan serta menjadi ciri khas dan tirakatnya santri Lubangsa.
Hal tersebut harus ditanamkan dalam jiwa santri Lubangsa, yang sudah mulai semakin beraneka warna dan tantangan zaman yang terus berlalu, dimana zaman tersebut lebih mencekam daripada perang secara fisik. Perang pada zaman saat ini tidak lagi dengan menggunakan otot, tapi perang zaman kita ini adalah perang pemikiran, ideologi, mulai dari yang berwarna terang sampai kepada yang gelap.
Malam itu (08/02) semua jiwa berwarna terang benderang, seakan sadar pentingnya shalat berjama’ah berdasarkan motivasi yang disampaikan oleh K.H. Muhammad Hanif Hasan. Beliau mengawali penyampaiannya dengan memberikan stimulus yang berkaitan dengan sejarah Annuqayah.”malam ini saya merasa sangat bahagia sekali, karena saya diberi kesempatan untuk hadir dan mendapat giliran untuk menyampaikan motivasi tentang shalat berjmaaah kepada santri-santri Lubangsa,”tuturnya memulai. “Amaliyah keseharian yang harus terus bersambung, yang pertama ialah shalat lima waktu, yang kedua ta’la’nyala’an ka oreng laen hal ini dalam rangka untuk selalu rukun demi kesatuan yang merupakan hikmah yang terkandung dalam shalat berjama’ah,”lanjutnya.
Mengenai hukum shalat jama’ah beragam dari para ulama’ terdahulu. ”hukum shalat berjama’ah ada yang mengatakan wajib yang berlandaskan dua hadist. Namun, pendapat yang terkenal hukum shalat jama’ah adalah sunnah mu’akkad (sunnah yang sangat ditekankan, red). Dimana Nabi Muhammad Saw tidak pernah shalat fardu sendirian,”ungkapnya di tengah-tengah santri Lubangsa.
Dan juga kesempurnaan shalat jama’ah ini dipengaruhi dengan barisan yang harus rapat dan lurus. Hal ini dipertegas oleh beliau.”menyempurnakan barisan harus dilakukan dalam berjamaah, yang lebih utama barisan dibelakang Imam terus ke bagian kanan terus ke bagian kiri dan begitu seterusnya. Dan barisan diluruskan dan dirapatkan agar tercipta kerukunan dan kesatuan,”pungkas beliau mengakhiri.
Penulis : Imam Tabroni
Editor : Abd. Warits