Puisi-Puisi Anggota Forum Literasi Santri (Frasa) PPA. Lubangsa Putri
Puisi Ibna Asnawi
Pergi Mengaji
lubang semut itu pun
basah oleh hujan
di suatu siang
yang terik
senja kemudian berhambur
di langit oranye nampak cahaya
saling berkejaran berebut ufuk
seperti saat si kembar
duduk meminta rangkul
kepada ibunya
di sore yang gembira itu
anak-anak berlari melintasi
lubang semut di hilir selokan
menuju langgar
setelah ibu-ibu mereka
menindih buah malas
hasil jerih payah
pertarungan seharian
dengan tanah, daunan,
dan ranting-ranting cokelat
di pinggir-pinggir sungai kering
dengan pandang sungguh teduh
di dada mereka Alquran
di kantong mereka batang lidi
seukuran telunjuk
di musim-musim tua nanti
berlembar kertas itu akan
menghampar menutupi
tanean-tanean lanjhang
sementara lidi kecil itu
bakal sedia menumbuh
bibit-bibit paham rasa
terhadap sesiapa saja
Longos, 30 Januari 2019
Ibna Asnawi, lahir di Sumenep, 07 November 1996. Sedang mengaji di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Dapat ditemui di: Ibna Asnawi (Facebook) dan ibnaasnawi@gmail.com
Pejuang Berpeci
Kala tentara berseragam
Tak lagi mampu berjuang
Pasukan bersarung, pejuang berpeci
Maju merapatkan barisan
Menghadang, menghalau penjajah
Trut berjuang demi Indonesia merdeka
Walau merelakan nyawa
Sebagai taruhannya
Sungguh kuasa Ilahi
Meski tanpa senjata berapi
Denga bambu runcingnya
Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan
Pejuang berpeci
22 oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri.
Annuqayah, 19 oktober 2019
Dee Kayisna. Lahir pada tanggal 22 Desember 2001 di Jember. Santri aktif Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura asal Jember. Berproses di Forum Literasi Santri (Frasa) Lubangsa Putri. Masih menjadi siswa MA 1 Annuqayah Putri jurusan Ilmu-Ilmu Keagamaan..
Andhap Asor[1]
Di tengah mulut-mulut berkoar
Suara santri lembut menyejukkan
Menyuburkan kembali dada-dada gersang dengan kuasa Tuhan
Di antara tangan-tangan yang melempar battu kerikil
Tangan snatri memtutar tasbih
Bertamu hatinya pada ilahi
Memohon belas kasih
Untuk kedamaian negeri
Ketika para manusia tanpa pikir mengumpat, meresensi
Milik saudara seagama dan senegara
Santri mengalunkan suaranya di aats firman-firmanNya
Menelan ludah
Membiarkan peristiwa buruk lewat begitu saja
Bukan lemah
Tapi membina hati untuk lebih merendah lagi
Pada sepertiga malam, santri
Menjemput pelumat dada kepada Tuhan
Lewat salat dan bacaan-bacaan
Mengusir dengki
Membunuh hama hati
Menyemai benih
Bekal hidup pada pergantian misteri
Santri,
Bukan seperti apa ia berpenampilan
Tapi bagaimana ia membelai Tuhan
Lubangsa Putri, 20 Oktober 2019
Erliyana Muhsi, Santri Annuqayah Lubangsa Pi sekaligus Mahasiswa Prodi PIAUD INSTIKA, anggota aktif Frasa Lubangsa Putri, Ikstida, LPM Dinamika Instika, Alumni PP. Al-IN’AM dan PP. Darul Falah. Beralamat di: erliyanamuhsi@gmail.com
Alif Lam Mim
Alif laam miim
Mengajilah di sebuah dampar kayu kosong
Menunggu Kiai sepuh
Bertandang menafsirkan ayat
Awalnya kami buta
Tak lebih mengenalnya
Yang menunjuk pun
Tak serangkum menjadi gampang
Alif laam miim
Sejuk tersiram air mukanya
Mengabdi subuh
Pada Tuhan yang mengusik.
Alif laam miim
Santri berwajah cahaya
Abdian dari sepuh
Di tanah rantau
Tempat kami
Menginjak tanah beraroma suci.
Annuqayah, 20 Oktober 2019
Isfa Umamah, lahir di Grujugan Gapura Sumenep pada 03 Januari 2004. Siswi IPS MA 1 Annuqayah Putri Guluk-guluk. Santri aktif Lubangsa Putri. Bergiat di Frasa, Supernova Ikstida dan Kompas Pasra. Akun fb, dhee Fhamaa.
Akulah Santri
I
Duduk diam dan ratapi
Tentang hidup dalam dunia santri
Dalam sepi aku mencoba menabahkan hati
II
Tak ada kata lelah dan letih
Barokah adalah tujuan utama yang dicari
Aku kembali terlelap
Sesekali disela hiruk-pikuk dan deru ajian kitab-kitab
III
Aku santri yang tak lepas dari kata mengantri
Semua seakan mati
Saat ayah dan ibu tak lagi di sisi
Tapi segulung letih itu harus kuhadapi
IV
Tubuhku membeku
Kakiku kaku
Saat belaian ibu tak dapat kusentuh
Dan sepi merobek kalbu
V
Aku terdiam dalam bahasa bisuku
Tak kuhafalkan
Mengingat perjuangan yang tak kunjumg padam
Akulah santri
Yang berusaha mengokohkan hati
Demi cita-cita yang tinggi
Annuqayah, 20 Oktober 19
Mila Kamila, Lahir di Sumenep, Menempuh pendidikan di MA 1 Annuqayah Putri Jurusan Ilmu Budaya dan Bahasa. Santri PPA. Lubangsa Putri, bergiat di Forum Literasi Santri (FRASA), Alif senansa Ikstida, komunitas PERSI Iksabad, dan Sanggar Sareang.
Kekhusukan Doa
Berbagai macam pola fikir terukir
Di atas selipan nadi
Dihimpit mimpi-mimpi yang tersusun rapi menyepi diri
Hamparan doa menyisihkan mata tak pernah mati
Tutur kata suci menyapa tanpa ekspresi
Wajah-wajah berseri menanti ingin menikmati
Kefokusannya kutatap tanpa harus disesali
Keindahan putaran tasbih meggelitik sendiri
Aku menengadah di atas hamparan puisi
Yang ku istiqomahkan dalam hati.
Annuqayah, 20 Oktober 19
Thaa Dita, Lahir di Pamekasan. Menempuh pendidikan di Madarasah Aliyah Annuqayah Putri dan mengaji di PP. Annuqayah Daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Bergiat di Forum Literasi Santri (Frasa).
Santri
Orang-orang berlalu lalang di depan kamar
Semua sibuk akan pekerjaannya
Tak pernah lelah untuk selalu mengerjakannya
Sehelai rambut tak dapat terlihat
Semua tertutup oleh sepotong jilbab
Yang tak pernah terpisah
Dari beberapa bagian
Pesantren
Orang yang tinggal di dalamnya adalah santri
Yang tak pernah lepas mengantri
Annuqayah, 2019
Fajriyatur Rahmah, bernama asli Fajriyatur Rahmah, lahir 26 Maret 2007 di Sumenep. Menempuh pendidikan di MTs 1 Annuqayah dan santri di PP. Annuqayah Daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Bergiat di Forum Literasi Santri (Frasa)
[1] Bahasa Madura yang berarti sopan santun