UPT Jatian Jadi Rujukan Studi Kurikulum Ekologi
144 View
Lubangsa_UPT Jatian, unit pengelolaan sampah mandiri yang dikelola santri Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, terus menjadi sorotan. Tidak hanya menarik perhatian sekolah dan kelompok masyarakat, sistem pengelolaan sampah berbasis pesantren ini bahkan dilirik oleh Wakil Presiden.
Pada Sabtu, (27/9) pengurus harian pesantren menerima kunjungan dari SMP Terpadu Miftahul Ulum Kapedi. Rombongan yang terdiri dari 14 orang—sepuluh siswa, tiga guru, dan seorang kepala sekolah—tiba di kompleks pesantren sejak pukul 08.30 WIB dan kembali menjelang azan Zuhur.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program study tour yang berkaitan dengan kurikulum ekologi yang sedang dikembangkan di sekolah mereka. “Rencananya mereka akan membangun tempat pengelolaan sampah mandiri di sekolah. Karena itu, mereka ingin belajar langsung dari sistem yang sudah berjalan di sini,” kata Ahmad Fawaid, Ketua Pengurus PPA Lubangsa.
Selama kunjungan ke UPT Jatian yang terletak di depan Masjid Jami' Annuqayah, peserta mengikuti tiga tahapan pembelajaran. Tahap pertama berupa observasi lokasi: mulai dari tempat pengumpulan sampah, tungku pembakaran, hingga produk daur ulang seperti paving block dan kompos tanaman.
Tahap kedua adalah diskusi mendalam mengenai proses pengelolaan, dari pemilahan hingga pembakaran. Di tahap ini, peserta diajak memahami alur kerja secara teknis maupun filosofis.
Tahap terakhir adalah praktik langsung. Para siswa turut serta dalam proses pengelolaan sampah dari awal hingga akhir. “Dengan praktik, mereka tidak hanya memahami teori, tapi juga mampu mengaplikasikannya secara nyata,” ujar Fawaid.
Penulis | : Moh. Adib Filma'arif |
Editor | : Ach. Sajjad Al-Farisi |