Nadzom Kerinduan; Pandemi Covid-19
6327 View

:M. Fadhil Hasan
Jam berdentang lebih kencang dalam dada
Sampai tak kudengar langkah kata-kata
Sesuatu yang ganjil menjalar-jalar
Begitulah kusaksikan samar-samar
Yang paling teduh setelah kerinduan
Adalah doa-doa yang masih terus ingin bertahan
Sebab air mata lebih runcing lagi
Ketimbang tajam jarum serta duri
Aku percaya di balik matamu pula
Terbentang jalan sunyi setelah luka
Kelak akan tumbuh pohon-pohon rindang
Serindang bulu mata ibu yang tenang
Aku memang tak sengaja lambaikan tangan
Sebab di dada sudah ada denyutan
Di mana tangan untuk mencipta pelukan
Setelah lama menyimpan kerinduan
Selamat pagi selagi masih sepi
Aku utus doa dengan ucap bismillahi
Biarkan sejenak ia diam sementara waktu
Dan dadaku jadi terminal bagi pandemi rindu
Semoga suatu hari kita tak lagi bermain rindu
Sebab polemik pandemi selalu gagal mencipta temu
Hingga kelak dibaca oleh bunga-bunga
Sebab jarak dan rindu bukankah sebatas kata
Sumenep, 2020